Kamis, 19 Februari 2009

Melasti Pura Manik Mas, 19 Februari 2009


Melasti ke Toya Esah Pura Manik Mas Besakih, 19 Februari 2009.
Upacara Melasti terkait dengan Karya Pamelaspas, Mendem Pedagingan dan Ngenteg Linggih di Pura Manik Mas Besakih diselenggarakan pagi tadi, Rabu 19 Februari 2009, jam 10.30 wita. Palelastian dilaksanakan ke Toya Esah (daerah Rendang) ditempuh dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 10 kilometer atau 20 km pp. Cuaca yang sebelumnya agak terang tiba-tiba diguyur hujan lebat saat perjalanan baru menempuh sekitar 15 menit. Tak ayal, ratusan pengiring pelelastian basah kuyup mundut jempana Ida Bhatara Manik Mas.
Jam 11.50 wita iring-iringan palelastian tiba di lokasi melasti Toya Esah dilanjutkan dengan pemujaan upacara Melasti yang dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Manu Singaraga dari Griya Taman Sari, Sangkan Gunung, Karangasem. Upacara pelelastian diakhiri dengan persembahyangan bersama oleh seluruh pengiring kemudian meneruskan perjalanan kembali menuju Pura Manik Mas Besakih.
Berbeda dengan perjalanan dari Manik Mas ke Toya Esah yang ditempuh sekitar 1 jam 20 menit, perjalanan kembali ke Pura Manik Mas ditempuh dalam waktu lebih lama, sekitar 2 jam, karena jalan menanjak dan kelelahan akibat perjalanan sebelumnya.
Tiba di Pura Manik Mas sekitar jam 14.05 wita, iring-iringan palelastian berjajar di jaba Pura Manik Mas untuk menerima persembahan upacara pamendak (penyambutan) bersamaan dengan pamendak Ida Bhatara Tirtha Sad Kahyangan. Upacara pamendak ini juga dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Manu Singaraga yang sebelumnya memimpin upacara pemujaan Melasti di Toya Esah.
Upacara Melasti sering diartikan sebagai ritual pamarisudha atau mensucikan berbagai jenis upakara (sarana upacara) yang akan digunakan pada puncak karya agung. Terkait dengan Pura Manik Mas, karya agung tersebut adalah upacara Ngenteg Linggih yang akan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 21 Februari 2009. Tafsir yang lebih dalam tentang upacara Melasti, secara simbolis, adalah melebur mala sekaligus memohon sumber kehidupan. Karena itu upacara Melasti umumnya dilaksanakan ke sumber air sungai (untuk tingkat ritual lebih kecil) atau laut (untuk tingkat ritual lebih besar).
Prosesi Melasti untuk parhyangan di kawasan Pura Agung Besakih terpilah dalam dua jenis, yaitu Melasti terkait dengan upacara Ngenteg Linggih di masing-masing Pura Pakideh (18 pakideh) dan Melasti terkait dengan upacara berkala yang dilakukan di Pura Agung Besakih mulai tingkatan Bhatara Turun Kabeh hingga Eka Dasa Rudra. Melasti terkait dengan upacara Ngenteg Linggih selalu dilaksanakan di Toya Esah sedangkan Melasti terkait upacara berkala dilaksanakan secara bergantian, di Toya Esah pada tahun ganjil dan di Tegal Suci pada tahun genap. Pada tahun ke sepuluh, upacara Melasti dilaksanakan ke Segara Klotok, Klungkung, berjalan kaki menempuh jarak sekitar 90 km pp dalam waktu 3 hari 2 malam.
.
Foto 1:
Iring-iringan pelelastian memasuki kawasan Toya Esah di wilayah Rendang.
Foto 2:
Pemangku Pura Agung Besakih sedang menata jempana dan upakara lainnya di laapan Toya Esah.
Foto 3:
Ida Pedanda Gede Manu Singaraga, dari Griya Taman Sari, Sangkan Gunung, Karangasem, Sulinggih yang memimpin ritual pemujaan Melasti.
Foto 4:
Para Pemangku muspa pada akhir ritual palelastian di Toya Esah.
Foto 5:
Upacara pamendak Ida Bhatara di jaba Pura Manik Mas, bersamaan dengan pamendak Ida Bhatara Tirtha Sad Kahyangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar