Tawur, Pamelaspas dan Mendem Pedagingan Pura Manik Mas Besakih, 16 Februari 2009.
Senin 16 Februari 2009 sejak jam 09.30 wita dilangsungkan upacara Tawur, Pamelaspas dan Mendem Pedagingan di Pura Manik Mas Besakih. Upacara ini dipimpin oleh tiga orang Sulinggih (pendeta), yaitu Ida Pedanda Gede Putra Tembau (Siwa) dari Griya Aan, Klungkung, Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Duaja (Buda) dari Griya Jelantik Budakeling dan Ida Bhujangga Rsi Widyasara (Rsi Bhujangga) dari Griya Patemon Kebon Baler Bale Agung, Negara. Selain dihadiri oleh para Pemangku sajebag Pura Agung Besakih, perwakilan Pemprov. Bali, Pemkab dan Pemkot di Bali dan warga serta perwakilan Pemkab Jembrana (Wakil Bupati dan jajaran terkait) selaku pangemong, upacara itu dihadiri pula oleh warga Besakih terutama pemaksan Ulun Kulkul selaku pangempon Pura Manik Mas. Upacara diiringi pula oleh wewalen berupa topeng Pajegan, Wayang Lemah dan Gegitan.
Upacara diawali dengan pemujaan upacara Tawur oleh tiga orang Sulinggih di Bale Pawedaan dilanjutkan dengan Bhumi Sudha (pabersihan atau pasucian areal pura setelah kegiatan pemugaran) oleh Ida Pedanda Buda dan dilanjutkan dengan pemujaan Pamelaspas (peresmian secara spiritual terhadap bangunan-bangunan palinggih yang telah selesai dipugar). Rangkaian upacara setelah pamelaspas adalah Mendem Pedagingan di masing-masing palinggih dilaksanakan oleh para pemangku disertai oleh para undangan dari perwakilam Pemprov, Pemkab dan Pemkot di Bali. Kehadiran para undangan ini dipandang sebagai unsur Guru Wisesa (pemerintahan) yang secara resmi bersama-sama dengan pamedek lain mengisi fungsi sebagai manusa saksi.
Dengan terus diiringi oleh puja Sulinggih, kidung dan gamelan, unsur pedagingan diiringkan murwa daksina (3 kali berkeliling areal pura searah jarum jam) lanjut kemudian menuju bangunan palingih masing-masing untuk dilakukan prosesi mendem pada lubang yang dibuat di belakang palinggih. Seluruh rangkaian upacara berakhir pada jam 12.30 diakhiri dengan persembahyangan bersama di natar utama mandala Pura Manik Mas Besakih.
Senin 16 Februari 2009 sejak jam 09.30 wita dilangsungkan upacara Tawur, Pamelaspas dan Mendem Pedagingan di Pura Manik Mas Besakih. Upacara ini dipimpin oleh tiga orang Sulinggih (pendeta), yaitu Ida Pedanda Gede Putra Tembau (Siwa) dari Griya Aan, Klungkung, Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Duaja (Buda) dari Griya Jelantik Budakeling dan Ida Bhujangga Rsi Widyasara (Rsi Bhujangga) dari Griya Patemon Kebon Baler Bale Agung, Negara. Selain dihadiri oleh para Pemangku sajebag Pura Agung Besakih, perwakilan Pemprov. Bali, Pemkab dan Pemkot di Bali dan warga serta perwakilan Pemkab Jembrana (Wakil Bupati dan jajaran terkait) selaku pangemong, upacara itu dihadiri pula oleh warga Besakih terutama pemaksan Ulun Kulkul selaku pangempon Pura Manik Mas. Upacara diiringi pula oleh wewalen berupa topeng Pajegan, Wayang Lemah dan Gegitan.
Upacara diawali dengan pemujaan upacara Tawur oleh tiga orang Sulinggih di Bale Pawedaan dilanjutkan dengan Bhumi Sudha (pabersihan atau pasucian areal pura setelah kegiatan pemugaran) oleh Ida Pedanda Buda dan dilanjutkan dengan pemujaan Pamelaspas (peresmian secara spiritual terhadap bangunan-bangunan palinggih yang telah selesai dipugar). Rangkaian upacara setelah pamelaspas adalah Mendem Pedagingan di masing-masing palinggih dilaksanakan oleh para pemangku disertai oleh para undangan dari perwakilam Pemprov, Pemkab dan Pemkot di Bali. Kehadiran para undangan ini dipandang sebagai unsur Guru Wisesa (pemerintahan) yang secara resmi bersama-sama dengan pamedek lain mengisi fungsi sebagai manusa saksi.
Dengan terus diiringi oleh puja Sulinggih, kidung dan gamelan, unsur pedagingan diiringkan murwa daksina (3 kali berkeliling areal pura searah jarum jam) lanjut kemudian menuju bangunan palingih masing-masing untuk dilakukan prosesi mendem pada lubang yang dibuat di belakang palinggih. Seluruh rangkaian upacara berakhir pada jam 12.30 diakhiri dengan persembahyangan bersama di natar utama mandala Pura Manik Mas Besakih.
.
Foto 1:
Tiga orang Sulinggih yang melakukan pemujaan pada upacara Tawur, Pamelaspas dan Mendem Pedagingan (dari kanan) Ida Pedanda Gede Putra Tembau, Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Duaja dan Ida Bhujangga Rsi Widyasara.
Foto 2:
Meniup sunu (terompet dari kulit kerang) yang dilakukan oleh pengayah sebagai kelengkapan pemujaan oleh Ida Pedanda saat prosesi Tawur.
Foto 3:
Pedagingan diiringkan Murwa Daksina sebelum di-pendem di lubang yang dibuat di belakang masing-masing palinggih.
Foto 4:
Mendem pedagingan di belakang masing-masing palinggih dilakukan oleh para Pemangku dan unsur Guru Wisesa.
.
Ajeng bali
BalasHapusNangun nyatnya
BalasHapusNi putu endang ayu darmayanti
BalasHapus