Kamis, 26 Februari 2009 BP
Panca Bali Krama
Umat Harus Lakukan Yasa Kerti .
NUWASEN Karya Agung Panca Bali Krama (PBK) dan Batara Turun Kabeh (BTK) digelar di Pura Penataran Agung Besakih, Rabu (25/2) kemarin. Dengan upacara itu diharapkan umat melakukan yasa kerti, terutama dalam bentuk kesiapan mental, kesucian hati, serta senantiasa menampilkan pikiran, perkataan dan perbuatan yang suci. Dengan menjauhkan diri dari segala perbuatan yang tidak terpuji serta dapat menodai kesucian dan pelaksanaan Karya Panca Bali Krama.
Selain nuwasen karya (menetapkan hari baik memulai karya), juga digelar prosesi lainnya yakni negtegang, nyuci beras dan ngunggahang sunari. Upacara ini dipusatkan di Penataran Agung Besakih di-puput Ida Pedanda Gde Putra Tianyar dari Geria Menara, Sidemen. Sementara negtegang lan nyuci beras di-puput Ida Pedanda Istri Karang dari Geria Sibetan.
Selain upacara di Penataran Agung Besakih, kemarin juga digelar upacara ngaturang pengandeg, nunas tirta panglukatan dan pamarisudha di Pura Dalem Puri, Besakih. Upacara itu di-puput Ida Pedanda Gde Putra Tembau dari Geria Gede, Aan, Klungkung yang juga yajamana karya PBK dan BTK. Upacara itu di-puput bersama Ida Pedanda Gde Nyoman Jelantik Dwaja dari Geria Budakeling. Persembahyangan nuwasen karya di Besakih dihadiri Wagub Bali AAN Gede Puspayoga dan staf serta Asisten II Sekdakab Karangasem Ir. Komang Gde dan Ketua Bappeda Wayan Arthadipa, S.H.
Sementara itu, umat yang ngaturang ayah ke Besakih terus berdatangan. Tidak saja karyawan instansi pemerintah dan swasta, juga perorangan. Menurut sejumlah panitia, sambutan masyarakat terhadap Karya Panca Bali Krama tahun ini sangat antusias. Ini dapat dilihat dari jumlah umat yang ngaturang ayah setiap harinya. 'Jadi, umat tidak hanya sembahyang ke Besakih, tetapi telah berupaya terlibat sejak awal. Hal ini merupakan perkembangan yang sangat baik dalam kesadaran umat untuk ngaturang ayah,' katanya.
Dibandingkan 10 tahun lalu, animo masyarakat tidak setinggi saat ini. Ketika itu umat masih berpatokan pada sembahyang saat upacara puncak dan Ida Batara nyejer. 'Sekarang umat sudah terlibat sejak awal. Dan, ini merupakan perkembangan yang sangat baik,' katanya berulang-ulang. (013)
Sumber: Bali Post, Kamis 26 Februari 2009
Panca Bali Krama
Umat Harus Lakukan Yasa Kerti .
NUWASEN Karya Agung Panca Bali Krama (PBK) dan Batara Turun Kabeh (BTK) digelar di Pura Penataran Agung Besakih, Rabu (25/2) kemarin. Dengan upacara itu diharapkan umat melakukan yasa kerti, terutama dalam bentuk kesiapan mental, kesucian hati, serta senantiasa menampilkan pikiran, perkataan dan perbuatan yang suci. Dengan menjauhkan diri dari segala perbuatan yang tidak terpuji serta dapat menodai kesucian dan pelaksanaan Karya Panca Bali Krama.
Selain nuwasen karya (menetapkan hari baik memulai karya), juga digelar prosesi lainnya yakni negtegang, nyuci beras dan ngunggahang sunari. Upacara ini dipusatkan di Penataran Agung Besakih di-puput Ida Pedanda Gde Putra Tianyar dari Geria Menara, Sidemen. Sementara negtegang lan nyuci beras di-puput Ida Pedanda Istri Karang dari Geria Sibetan.
Selain upacara di Penataran Agung Besakih, kemarin juga digelar upacara ngaturang pengandeg, nunas tirta panglukatan dan pamarisudha di Pura Dalem Puri, Besakih. Upacara itu di-puput Ida Pedanda Gde Putra Tembau dari Geria Gede, Aan, Klungkung yang juga yajamana karya PBK dan BTK. Upacara itu di-puput bersama Ida Pedanda Gde Nyoman Jelantik Dwaja dari Geria Budakeling. Persembahyangan nuwasen karya di Besakih dihadiri Wagub Bali AAN Gede Puspayoga dan staf serta Asisten II Sekdakab Karangasem Ir. Komang Gde dan Ketua Bappeda Wayan Arthadipa, S.H.
Sementara itu, umat yang ngaturang ayah ke Besakih terus berdatangan. Tidak saja karyawan instansi pemerintah dan swasta, juga perorangan. Menurut sejumlah panitia, sambutan masyarakat terhadap Karya Panca Bali Krama tahun ini sangat antusias. Ini dapat dilihat dari jumlah umat yang ngaturang ayah setiap harinya. 'Jadi, umat tidak hanya sembahyang ke Besakih, tetapi telah berupaya terlibat sejak awal. Hal ini merupakan perkembangan yang sangat baik dalam kesadaran umat untuk ngaturang ayah,' katanya.
Dibandingkan 10 tahun lalu, animo masyarakat tidak setinggi saat ini. Ketika itu umat masih berpatokan pada sembahyang saat upacara puncak dan Ida Batara nyejer. 'Sekarang umat sudah terlibat sejak awal. Dan, ini merupakan perkembangan yang sangat baik,' katanya berulang-ulang. (013)
Sumber: Bali Post, Kamis 26 Februari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar