Karya Ngenteg Linggih Pura Manik Mas Besakih, 21 Februari 2009.
Puncak dari seluruh rangkaian Karya Pamelaspas, Mendem Pedagingan lan Ngenteg Linggih ring Pura Manik Mas, Besakih diselenggarakan hari ini Sabtu 21 Februari 2009 sejak jam 09.00 hingga jam 13.00 wita dengan rangkaian utama pemujaan berupa upacara Pangenteg Linggih.
Upacara Pangenteg Linggih hari ini dipilah dalam tiga tahap, yaitu tahap pertama berupa pemujaan Pangenteg Linggih di natar jeroan Pura Manik Mas, selanjutnya dirangkai dengan ritual Ida Bhatara Tedun ke Paselang juga di natar Jeroan lalu ditutup dengan upacara Pedanan di Jaba Tengah. Puncak upacara pemujaan Pangenteg Linggih dipimpin oleh 2 orang sulinggih yang memuja dari Bale Pawedan, yaitu Ida Pedanda Rai Timbul dari Griya Kawi Sunya, Mendoyo, Jembrana dan Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Duaja dari Griya Jelantik Budakeling. Upacara Ida Bhatara Tedun ke Paselang dipimpin oleh 2 orang sulinggih yang memuja di Bale Pawedaan Paselang, yaitu Ida Pedanda Gede Purwa Gautama dari Griya Wanasari, Sidemen, Karangasem dan Ida Pedanda Wayahan Tianyar dari Griya Menara, Sidemen. Upacara Pedanan dipimpin oleh seorang sulinggih yang memuja dari Bale Pawedaan Pedanan di Jaba Tengah Pura Manik Mas, yaitu Ida Pedanda Rai Pidada dari Griya Sengguan, Klungkung.
Pada tiga rangkaian pemujaan puncak upacara Pangenteg Linggih ini dilakukan 2 kali persembahyangan, saat Pangenteg Linggih dan saat Tedun ke Paselang. Persembahyangan diikuti oleh para Jro Mangku Pura Agung Besakih, pemaksan Ulun Kulkul, warga Hindu dan jajaran Pemkab Jembrana, perwakilan Pemprov. Bali, Pemkab dan Pemkot di Bali, dan pamedek lainnya yang hadir di Besakih saat itu.
Secara ringkas, makna yang terkandung dalam rangkaian Pangenteg Linggih berikut Tedun ke Paselang dan Pedanan adalah ungkapan terima kasih dan pernyataan spiritual perihal tuntasnya seluruh kegiatan pemugaran pura dan sejak saat Pangenteg Linggih ini Pura Manik Mas dinyatakan telah berfungsi kembali seperti semula. Ritual Ida Bhatara Tedun ke Paselang dan Pedanan dipandang patut dilaksanakan sebagai satu rangkaian pada upacara Pangenteg Linggih tingkat Utama dimaknai sebagai pelimpahan kesejahteraan dari Ida Hyang Widhi kepada umat manusia. Tedun ke Paselang diartikan turun ke dunia menciptakan kesuburan (di Bale Paselang terdapat simbol purusa-pradana atau Semara-Ratih lalu pralingga Ida Bhatara diiringkan nodya, menyaksikan Mapedanan atau melimpahkan kesejahteraan (dana) di Jaba Tengah Pura Manik Mas. Sebagai pertanda pelaksanaan Pengenteg Linggih tingkat Utama, pada upacara pagi tadi diiringi pula oleh wewalen berupa Topeng, Wayang Lemah dan Gegitan.
Cuaca cerah ketika upacara berlangsung berganti guyuran hujan lebat usai ngalinggihang pralingga Ida Bhatara setelah seluruh rangkaian upacara selesai.
Upacara Pangenteg Linggih hari ini dipilah dalam tiga tahap, yaitu tahap pertama berupa pemujaan Pangenteg Linggih di natar jeroan Pura Manik Mas, selanjutnya dirangkai dengan ritual Ida Bhatara Tedun ke Paselang juga di natar Jeroan lalu ditutup dengan upacara Pedanan di Jaba Tengah. Puncak upacara pemujaan Pangenteg Linggih dipimpin oleh 2 orang sulinggih yang memuja dari Bale Pawedan, yaitu Ida Pedanda Rai Timbul dari Griya Kawi Sunya, Mendoyo, Jembrana dan Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Duaja dari Griya Jelantik Budakeling. Upacara Ida Bhatara Tedun ke Paselang dipimpin oleh 2 orang sulinggih yang memuja di Bale Pawedaan Paselang, yaitu Ida Pedanda Gede Purwa Gautama dari Griya Wanasari, Sidemen, Karangasem dan Ida Pedanda Wayahan Tianyar dari Griya Menara, Sidemen. Upacara Pedanan dipimpin oleh seorang sulinggih yang memuja dari Bale Pawedaan Pedanan di Jaba Tengah Pura Manik Mas, yaitu Ida Pedanda Rai Pidada dari Griya Sengguan, Klungkung.
Pada tiga rangkaian pemujaan puncak upacara Pangenteg Linggih ini dilakukan 2 kali persembahyangan, saat Pangenteg Linggih dan saat Tedun ke Paselang. Persembahyangan diikuti oleh para Jro Mangku Pura Agung Besakih, pemaksan Ulun Kulkul, warga Hindu dan jajaran Pemkab Jembrana, perwakilan Pemprov. Bali, Pemkab dan Pemkot di Bali, dan pamedek lainnya yang hadir di Besakih saat itu.
Secara ringkas, makna yang terkandung dalam rangkaian Pangenteg Linggih berikut Tedun ke Paselang dan Pedanan adalah ungkapan terima kasih dan pernyataan spiritual perihal tuntasnya seluruh kegiatan pemugaran pura dan sejak saat Pangenteg Linggih ini Pura Manik Mas dinyatakan telah berfungsi kembali seperti semula. Ritual Ida Bhatara Tedun ke Paselang dan Pedanan dipandang patut dilaksanakan sebagai satu rangkaian pada upacara Pangenteg Linggih tingkat Utama dimaknai sebagai pelimpahan kesejahteraan dari Ida Hyang Widhi kepada umat manusia. Tedun ke Paselang diartikan turun ke dunia menciptakan kesuburan (di Bale Paselang terdapat simbol purusa-pradana atau Semara-Ratih lalu pralingga Ida Bhatara diiringkan nodya, menyaksikan Mapedanan atau melimpahkan kesejahteraan (dana) di Jaba Tengah Pura Manik Mas. Sebagai pertanda pelaksanaan Pengenteg Linggih tingkat Utama, pada upacara pagi tadi diiringi pula oleh wewalen berupa Topeng, Wayang Lemah dan Gegitan.
Cuaca cerah ketika upacara berlangsung berganti guyuran hujan lebat usai ngalinggihang pralingga Ida Bhatara setelah seluruh rangkaian upacara selesai.
.
Foto 1 (foto sulinggih, dari atas ke bawah):
Ida Pedanda Rai Pidada dari Griya Sengguan, Klungkung, memimpin upacara Pedanan. Ida Pedanda Gede Purwa Gautama dari Griya Wanasari, Sidemen dan Ida Pedanda Wayahan Tianyar dari Griya Menara Sidemen memimpin upacara Tedun ke Paselang. Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Duaja dari Griya Jelantik, Budakeling (latar belakang) dan Ida Pedanda Rai Timbul dari Griya Kawi Sunya, Mendoyo, Jembrana (latar depan).
Foto 2:
Prosesi Nedunang pralingga Ida Bhatara sebagai awal rangkaian Ida Bhatara Tedun ke Paselang.
Foto 3:
Muspa (persembahyangan dilakukan 2 kali, saat Pangenteg Linggih dan Tedun ke Paselang.
Foto 4:
Prosesi Ida Bhatara nodya Pedanan dari Candi Bentar natar jeroan ke Jaba Tengah Pura Manik Mas Besakih.
Foto 5:
Usai seluruh rangkaian upacara, pralingga Ida Bhatara kembali kaliggihang (ditempatkan) di palinggih pengaruman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar