Nuwasen Karya dan Nunas Tirta Pangandeg lan Pamarisudha
Hari ini, Rabu, Buda Wage Warigadean tanggal 25 Februari 2009 merupakan rangkaian kedua dari 43 acara Karya Agung Panca Bali Krama dan Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih warsa 2009. Upacara hari ini juga rangkaian pertama yang secara langsung melibatkan seluruh Desa Pakraman yang ada di Bali. Sebagaimana ditulis dalam buku Yasa Kerti Karya Agung Panca Bali Krama dan Bhatara Turun Kabeh Pura Agung Besakih 2009, terdapat 4 jenis upacara yang dilaksanakan pada hari ini, yaitu:
08.00 wita, Ngaturang Pamiut dilaksanakan di Pura Penataran Agung Besakih
09.00 wita, Nuwasen Karya lan Pengalang Sasih dilaksanakan di Pura Penataran Agung Besakih
10.00 wita, Nunas Tirta Panglukatan lan Pamarisudha dilaksanakan di Pura Dalem Puri Besakih
13.00 wita, Nyuci Beras, Negtegang lan Ngunggahan Sunari dilaksanakan di Suci Pura Agung Besakih.
Atas berbagai pertimbangan, terutama pengayah yang telah siap di masing-masing amongan (tugas), 4 rangkaian upacara tersebut dilaksanakan hampir bersamaan di 3 tempat, Pura Penataran Agung Besakih, Pura Dalem Puri Besakih dan Suci Pura Agung Besakih.
Upacara Ngaturang Pamiut dan Nuwasen Karya lan Pengalang Sasih dilaksanakan di Pura Penataran Agung dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Wayahan Tianyar dari Griya Menara, Sidemen, Karangasem yang melakukan pemujaan di Bale Gajah. Upacara ini dimaksudkan sebagai tonggak penetapan hari baik (dewasa ayu) memulai kegiatan menyiapkan berbagai sarana dan prasarana Karya Agung sekaligus sebagai pernyataan secara spiritual untuk memohonkan kesucian khususnya selama pelaksanaan karya (ngalang sasih). Selain dihadiri oleh pamedek yang hadir pagi tadi, upacara Ngaturang Pamiut, Nuwasen Karya lan Pengalang Sasih dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali A.A. Puspayoga bersama jajaran Pemprov. Bali dan Panitia Karya Agung Panca Bali Krama lan Bhatara Turun Kabeh Pura Agung Besakih.
Sementara di natar jeroan Pura Penataran Agung Besakih berlangsung upacara Ngaturang Pamiut, Nuwasen lan Pengalang Sasih, di Suci Pura Agung Besakih berlangsung prosesi Ngingsah Beras, Negtegang lan Ngunggahang Sunari. Upacara di Suci Pura Agung Besakih ini bermakna simbolis permohonan kepada Ida Hyang Widhi Wasa agar berkenan melimpahkan kesejahteraan, sandang pangan berkecukupan. Terkait dengan pelaksanaan Karya Agung Panca Bali Krama, ritual Ngingsah dan Negtegang bermakna permohonan kepada Ida Hyang Widhi Wasa untuk penggunaan berbagai jenis sarana upacara yang bersumber dari alam ciptaan Tuhan sekaligus memohon agar diberi kemudahan dalam mendapatkan beberapa sarana yang memang sulit dicari.
Secara fisik, Ngingsah Beras dan Negtegang adalah mencuci beras empat warna (pangider – nyatur) putih, merah, kuning dan hitam, lalu ditata melukiskan sosok tubuh manusia dilengkapi dengan uang kepeng (jinah bolong) dan kwangen menggambarkan simpul-simpul pokok anatomi tubuh. Beras yang telah ditata ini selanjutnya dilengkapi dengan berbagai upakara/sesaji lainnya lalu ditempatkan dalam sebuah ruang bangunan yang disebut Bale Panegtegan.
Ngungahang Sunari dilakukan di natar Pura Penataran Agung Besakih dan Suci Pura Agung Besakih oleh para pengayah krama Besakih. Sunari terbuat dari sebatang bambu (mirip penjor) dengan beberapa lubang di bagian atas yang mengeluarkan suara seperti seruling ketika tertiup angin. Sunari bermakna simbolis sebagai pemberitahuan kepada manusia dan seluruh isi alam bahwa prosesi awal rangkaian Karya Agung Panca Bali Krama resmi dimulai pada hari ini. Sunari ini akan terpasang selama upacara berlangsung hingga 27 April 2009.
Pemujaan upacara Ngingsah Beras, Negtegang dan Ngunggahan Sunari dilakukan oleh Ida Pedanda Istri Karang dari Griya Sibetan, Karangasem didampingi oleh Ida Pedanda Istri Anom dan Ida Pedanda Gede Putra Tembau selaku Yajamana Karya.
Dalam selisih waktu tidak lebih dari setengah jam dengan pelaksanaan nuwasen karya, upacara Nunas Tirtha Panglukatan lan Pamarisudha di Pura Dalem Puri mulai dilaksanakan. Perwakilan Desa Pakraman, perwakilan kecamatan dan kabupaten/kota se Bali telah berdatangan di areal Pura Dalem Puri Besakih sejak jam 09.00 pagi. Pemujaan upacara Nunas Tirta dipimpin oleh dua orang sulinggih, yaitu Ida Pedanda Gede Putra Tembau dari Griya Aan, Klungkung dan Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Duaja dari Griya Jelantik Budakeling, Karangasem. Prosesi Nunas Tirta Penglukatan lan Pamarisudha ini berjalan lancar dan tertib kedati natar jeroan Pura Dalem Puri sesak oleh perwakilan desa pakraman yang hadir saat itu. Untuk memberikan pelayanan yang maksimal, pemangku Pura Dalem Puri Besakih, panitia dan pengayah tetap melayani kehadiran umat untuk nunas tirta hingga sore hari (sandyakala).
Dengan pelaksanaan 4 rangkaian upacara pada hari ini, Buda Wage Warigadean – Rabu 25 Februari 2009, seluruh rangkaian persiapan sarana upacara telah mulai dilakukan di Suci Pura Agung Besakih dengan bimbingan, pengawasan dan tanggung jawab Sang Tapini (para Ida Pedanda Istri). Penyebaran Tirta Panglukatan dan Pamarisudha ke seluruh wilayah Bali dan luar Bali (nunas tirta di pura setempat) hingga ke masing-masing keluarga memberi gambaran bahwa jagat dipandang suci dalam rangka pelaksanaan Karya Agung Panca Bali Krama Pura Agung Besakih warsa 2009.
Hari ini, Rabu, Buda Wage Warigadean tanggal 25 Februari 2009 merupakan rangkaian kedua dari 43 acara Karya Agung Panca Bali Krama dan Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih warsa 2009. Upacara hari ini juga rangkaian pertama yang secara langsung melibatkan seluruh Desa Pakraman yang ada di Bali. Sebagaimana ditulis dalam buku Yasa Kerti Karya Agung Panca Bali Krama dan Bhatara Turun Kabeh Pura Agung Besakih 2009, terdapat 4 jenis upacara yang dilaksanakan pada hari ini, yaitu:
08.00 wita, Ngaturang Pamiut dilaksanakan di Pura Penataran Agung Besakih
09.00 wita, Nuwasen Karya lan Pengalang Sasih dilaksanakan di Pura Penataran Agung Besakih
10.00 wita, Nunas Tirta Panglukatan lan Pamarisudha dilaksanakan di Pura Dalem Puri Besakih
13.00 wita, Nyuci Beras, Negtegang lan Ngunggahan Sunari dilaksanakan di Suci Pura Agung Besakih.
Atas berbagai pertimbangan, terutama pengayah yang telah siap di masing-masing amongan (tugas), 4 rangkaian upacara tersebut dilaksanakan hampir bersamaan di 3 tempat, Pura Penataran Agung Besakih, Pura Dalem Puri Besakih dan Suci Pura Agung Besakih.
Upacara Ngaturang Pamiut dan Nuwasen Karya lan Pengalang Sasih dilaksanakan di Pura Penataran Agung dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Wayahan Tianyar dari Griya Menara, Sidemen, Karangasem yang melakukan pemujaan di Bale Gajah. Upacara ini dimaksudkan sebagai tonggak penetapan hari baik (dewasa ayu) memulai kegiatan menyiapkan berbagai sarana dan prasarana Karya Agung sekaligus sebagai pernyataan secara spiritual untuk memohonkan kesucian khususnya selama pelaksanaan karya (ngalang sasih). Selain dihadiri oleh pamedek yang hadir pagi tadi, upacara Ngaturang Pamiut, Nuwasen Karya lan Pengalang Sasih dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali A.A. Puspayoga bersama jajaran Pemprov. Bali dan Panitia Karya Agung Panca Bali Krama lan Bhatara Turun Kabeh Pura Agung Besakih.
Sementara di natar jeroan Pura Penataran Agung Besakih berlangsung upacara Ngaturang Pamiut, Nuwasen lan Pengalang Sasih, di Suci Pura Agung Besakih berlangsung prosesi Ngingsah Beras, Negtegang lan Ngunggahang Sunari. Upacara di Suci Pura Agung Besakih ini bermakna simbolis permohonan kepada Ida Hyang Widhi Wasa agar berkenan melimpahkan kesejahteraan, sandang pangan berkecukupan. Terkait dengan pelaksanaan Karya Agung Panca Bali Krama, ritual Ngingsah dan Negtegang bermakna permohonan kepada Ida Hyang Widhi Wasa untuk penggunaan berbagai jenis sarana upacara yang bersumber dari alam ciptaan Tuhan sekaligus memohon agar diberi kemudahan dalam mendapatkan beberapa sarana yang memang sulit dicari.
Secara fisik, Ngingsah Beras dan Negtegang adalah mencuci beras empat warna (pangider – nyatur) putih, merah, kuning dan hitam, lalu ditata melukiskan sosok tubuh manusia dilengkapi dengan uang kepeng (jinah bolong) dan kwangen menggambarkan simpul-simpul pokok anatomi tubuh. Beras yang telah ditata ini selanjutnya dilengkapi dengan berbagai upakara/sesaji lainnya lalu ditempatkan dalam sebuah ruang bangunan yang disebut Bale Panegtegan.
Ngungahang Sunari dilakukan di natar Pura Penataran Agung Besakih dan Suci Pura Agung Besakih oleh para pengayah krama Besakih. Sunari terbuat dari sebatang bambu (mirip penjor) dengan beberapa lubang di bagian atas yang mengeluarkan suara seperti seruling ketika tertiup angin. Sunari bermakna simbolis sebagai pemberitahuan kepada manusia dan seluruh isi alam bahwa prosesi awal rangkaian Karya Agung Panca Bali Krama resmi dimulai pada hari ini. Sunari ini akan terpasang selama upacara berlangsung hingga 27 April 2009.
Pemujaan upacara Ngingsah Beras, Negtegang dan Ngunggahan Sunari dilakukan oleh Ida Pedanda Istri Karang dari Griya Sibetan, Karangasem didampingi oleh Ida Pedanda Istri Anom dan Ida Pedanda Gede Putra Tembau selaku Yajamana Karya.
Dalam selisih waktu tidak lebih dari setengah jam dengan pelaksanaan nuwasen karya, upacara Nunas Tirtha Panglukatan lan Pamarisudha di Pura Dalem Puri mulai dilaksanakan. Perwakilan Desa Pakraman, perwakilan kecamatan dan kabupaten/kota se Bali telah berdatangan di areal Pura Dalem Puri Besakih sejak jam 09.00 pagi. Pemujaan upacara Nunas Tirta dipimpin oleh dua orang sulinggih, yaitu Ida Pedanda Gede Putra Tembau dari Griya Aan, Klungkung dan Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Duaja dari Griya Jelantik Budakeling, Karangasem. Prosesi Nunas Tirta Penglukatan lan Pamarisudha ini berjalan lancar dan tertib kedati natar jeroan Pura Dalem Puri sesak oleh perwakilan desa pakraman yang hadir saat itu. Untuk memberikan pelayanan yang maksimal, pemangku Pura Dalem Puri Besakih, panitia dan pengayah tetap melayani kehadiran umat untuk nunas tirta hingga sore hari (sandyakala).
Dengan pelaksanaan 4 rangkaian upacara pada hari ini, Buda Wage Warigadean – Rabu 25 Februari 2009, seluruh rangkaian persiapan sarana upacara telah mulai dilakukan di Suci Pura Agung Besakih dengan bimbingan, pengawasan dan tanggung jawab Sang Tapini (para Ida Pedanda Istri). Penyebaran Tirta Panglukatan dan Pamarisudha ke seluruh wilayah Bali dan luar Bali (nunas tirta di pura setempat) hingga ke masing-masing keluarga memberi gambaran bahwa jagat dipandang suci dalam rangka pelaksanaan Karya Agung Panca Bali Krama Pura Agung Besakih warsa 2009.
.
Foto 1:
Wakil Gubernur Bali A. A. Puspayoga bersama panitia dan pamedek lainnya muspa terkait pelaksanaan upacara Ngaturang Pamiut, Nuwasen Karya lan Pengalan Sasih di Pura Penataran Agung Besakih.
Foto 2:
Ida Pedanda Istri Karang melakukan pemujaan saat pelaksanaan upacara Ngingsah Beras, Negtegang lan Ngunggahang Sunari.
Foto 3:
Beras 4 warna, usai ditata, ditempatkan di Bale Panegtegan Suci Pura Agung Besakih.
Foto 4:
Suasana persembahyangan saat upacara Nunas Tirta Panglukatan lan Pamarisudha di Pura Dalem Puri dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Putra Tembau dan Ida Pedana Gede Nyoman Jelantik Dwaja.
Foto 5 dan 6:
Suasana saat perwakilan Desa Pakraman dari pelosok Bali Nunas Tirta Panglukatan lan Pamarisudha di Pura Dalem Puri Besakih.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar