Jumat, 30 Januari 2009

Ngaben Terakhir 20 Februari 2009

Jelang Panca Wali Krama, Ngaben Terakhir 20 Pebruari 2009
27/01/2009 01:56:16

Usai dikukuhkan secara resmi oleh Sekda Bali berdasarkan SK Gubernur Bali No.1400/01-D/HK/2008, di wantilan Sri Kesari Warmadewa Besakih pada 12 Desember 2008 yang lalu, Panitia Pelaksana Upacara Karya Agung Panca Bali Krama telah mulai mengadakan pertemuan-pertemuan intern seksi untuk berkoordinasi dan merencanakan untuk memulai kegiatannya, demikian disampaikan oleh I Putu Suardhika, S.H, M.M, Ketua Seksi Humas Protokol dan Dokumentasi Panitia Karya.
Lebih jauh diungkapkannya bahwa puncak karya Panca Bali Krama yang akan berlangsung pada 25 maret 2009 adalah merupakan karya agung yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali oleh karenanya maka seluruh masyarakat umat Hindu diharapkan untuk ngaturang ayah demi lancar dan suksesnya pelaksanaan karya agung tersebut. Ngaturang ayah bukan hanya dalam bentuk punia material, tetapi juga dapat diberikan melalui pemikiran, dan tenaga. Disamping itu guna mendukung kesucian dan suksesnya pelaksanaan Karya Agung tersebut, seluruh umat Hindu patut melaksanakan yasa kerti baik dalam sikap dan prilaku maupun dalam bentuk upacara dan upakara.
Adapun Yasa Kerti dalam bentuk perilaku dapat dilakukan dengan pengendalian diri yang baik,sikap dan prilaku ikhlas yang dilandasi dengan kesucian pikiran,perkataan,dan perbuatan sebagaimana yang termuat dalam lontar indik Panca Bali Krama, bahwa pelaksanaan yadnya tidak boleh ternoda atau dicampuri oleh pikiran-pikiran kotor,ataupun kata-kata yang kasar. Pikiran yang suci dan tidak ternodalah yang akan mengantarkan keberhasilan sebuah yadnya sebagai jalan untuk menemukan jalan keselamatan guna mencapai tujuan.
Dan sepanjang pelaksanaan karya agung berbagai ritual juga harus dilakukan oleh segenap umat Hindu di lingkungan rumah ataupun desa masing-masing. Disamping itu panitia Karya Agung Panca Bali Krama juga memberikan himbauan batasan pelaksanaan upacara ngaben massal atau ngewangun selambat-lambatnya tgl 13 februari 2009 sedangkan untuk pengabenan kedadak diberikan batas waktu sampai tanggal 20 februari 2009, dan setelah itu mulai tanggal 20 februari sampai dengan selesainya pelaksanaan karya agung pada 27 april 2009 hendaknya masyarakat tidak melaksanakan pembakaran mayat,baik pengabenan ataupun makingsan di geni. Demikian dijelaskan oleh I Putu Suardhika saat ditemui menjelang rapat seksi Humas Protokol dan Dokumentasi.
"Lebih lengkap nanti tentu kami selaku seksi humas karya akan selalu menginformasikan setiap hal yang perlu kami sampaikan untuk diketahui masyarakat melalui media massa,agar dapat dilaksanakan demi lancar dan suksesnya karya agung", pungkasnya.
Biro Humas dan Protokol Pemprov. Bali
Jelang Panca Wali Krama, Ngaben Terakhir 20 Pebruari 2009

27/01/2009 01:56:16


Usai dikukuhkan secara resmi oleh Sekda Bali berdasarkan SK Gubernur Bali No.1400/01-D/HK/2008, di wantilan Sri Kesari Warmadewa Besakih pada 12 Desember 2008 yang lalu, Panitia Pelaksana Upacara Karya Agung Panca Bali Krama telah mulai mengadakan pertemuan-pertemuan intern seksi untuk berkoordinasi dan merencanakan untuk memulai kegiatannya, demikian disampaikan oleh I Putu Suardhika, S.H, M.M, Ketua Seksi Humas Protokol dan Dokumentasi Panitia Karya.
Lebih jauh diungkapkannya bahwa puncak karya Panca Bali Krama yang akan berlangsung pada 25 maret 2009 adalah merupakan karya agung yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali oleh karenanya maka seluruh masyarakat umat Hindu diharapkan untuk ngaturang ayah demi lancar dan suksesnya pelaksanaan karya agung tersebut. Ngaturang ayah bukan hanya dalam bentuk punia material, tetapi juga dapat diberikan melalui pemikiran, dan tenaga. Disamping itu guna mendukung kesucian dan suksesnya pelaksanaan Karya Agung tersebut, seluruh umat Hindu patut melaksanakan yasa kerti baik dalam sikap dan prilaku maupun dalam bentuk upacara dan upakara.

Adapun Yasa Kerti dalam bentuk perilaku dapat dilakukan dengan pengendalian diri
yang baik,sikap dan prilaku ikhlas yang dilandasi dengan kesucian
pikiran,perkataan,dan perbuatan sebagaimana yang termuat dalam lontar indik Panca
Bali Krama, bahwa pelaksanaan yadnya tidak boleh ternoda atau dicampuri oleh
pikiran-pikiran kotor,ataupun kata-kata yang kasar. Pikiran yang suci dan tidak
ternodalah yang akan mengantarkan keberhasilan sebuah yadnya sebagai jalan untuk
menemukan jalan keselamatan guna mencapai tujuan.
Dan sepanjang pelaksanaan karya agung berbagai ritual juga harus dilakukan oleh
segenap umat Hindu di lingkungan rumah ataupun desa masing-masing. Disamping itu
panitia Karya Agung Panca Bali Krama juga memberikan himbauan batasan
pelaksanaan upacara ngaben massal atau ngewangun selambat-lambatnya tgl 13
februari 2009 sedangkan untuk pengabenan kedadak diberikan batas waktu sampai
tanggal 20 februari 2009, dan setelah itu mulai tanggal 20 februari sampai dengan
selesainya pelaksanaan karya agung pada 27 april 2009 hendaknya masyarakat tidak
melaksanakan pembakaran mayat,baik pengabenan ataupun makingsan di geni.
Demikian dijelaskan oleh I Putu Suardhika saat ditemui menjelang rapat seksi Humas
Protokol dan Dokumentasi.
"Lebih lengkap nanti tentu kami selaku seksi humas karya akan selalu
menginformasikan setiap hal yang perlu kami sampaikan untuk diketahui masyarakat
melalui media massa,agar dapat dilaksanakan demi lancar dan suksesnya karya
agung", pungkasnya.

Biro Humas dan Protokol Pemprov. Bali

Kamis, 29 Januari 2009

Paruman Sulinggih di Besakih

Tanggal 28 Januari 2009 jam 10 pagi diselenggarakan pertemuan antara para Sulinggih Pamuput Karya, khususnya yang akan memimpin puncak upacara Panca Bali Krama, 25 Maret 2009 nanti. Pertemuan dilaksanakan di Perantenan Suci (lazim disebut Suci) Pura Agung Besakih dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Putra Tembau dari Grya Aan, Klungkung selaku Yajamana Karya. Pertemuan ini tidak saja dihadiri oleh para Sulinggih namun didampingi pula oleh Panitia Pusat (provinsi), Panitia Lokal Besakih dan utusan Kabupaten dan Kota se Bali.
Materi pokok dari pembahasan tersebut adalah menyamakan persepsi puja mantra dalam pemujaan saat puncak Karya Agung Panca Bali Krama 25 Maret 2009 nanti. Wujud pemujaan Tawur Agung Panca Bali Krama di lima arah (lima sanggar tawang), yaitu di empat penjuru dan satu di tengah dengan personifikasi Tuhan di lima arah tersebut (Wisnu – Utara, Iswara – Timur, Brahma – Selatan, Mahadewa – Barat dan Siwa – Tengah) tentu menggunakan puja mantra yang berbeda pula sehingga rentang pemujaan tidak akan sama. Karena ada perbedaan rentang waktu pemujaan dan rangkaian upacara yang mesti dilaksanakan secara bersamaan maka diperlukan kesamaan pandangan dalam melaksanakan pemujaan sehingga seluruh rangkaian upacara Tawur Agung panca Bali Krama berjalan dengan baik.
Pada kesempatan paruman Sulinggih pagi tadi sempat pula diungkap kilas balik pelaksanaan Karya Agung anca Bali Krama sebelumnya, (1989 dan 1999) agar pelaksanaan Panca Bali Krama kali ini (2009) berjalan makin baik dari masa-masa sebelumnya. Mengingat pelaksanaan karya semakin dekat, dipesankan oleh Ida Pedanda Putra Tembau (Yajamana Karya) agar panitia (Pusat dan Lokal) semakin memantapkan penanganan tugas masing-masing bidang. Selain bidang upacara dan upakara, sosialisasi tentang Yasa Kerti kepada umat Hindu dalam nyanggra Karya Agung Panca Bali Krama agar ditingkatkan sehingga partisipasi umat dapat dibangkitkan secara optimal.

Selasa, 27 Januari 2009

Punia Bank Sinar

Selasa, 27 Januari 2009
Serangkaian Upacara Panca Bali Kram
a

Bank Sinar Serahkan Bantuan Kerbau dan Busana Pemangku


Serangkaian upacara Panca Bali Krama di Pura Besakih sekaligus perayaan hari raya Siwaratri, seluruh karyawan Bank Sinar, Sabtu (24/1) melakukan persembahyangan bersama. Usai persembahyangan, Bank Sinar menyerahkan bantuan untuk sarana upacara Panca Bali Krama berupa kerbau serta seperangkat busana sembahyang untuk 24 pemangku.
Penyerahan bantuan dilakukan langsung Dirut Bank Sinar Drs. I.B. Kade Perdana, M.M. didampingi staf dan diterima prajuru Desa Adat Besakih. Prajuru Desa Adat Besakih mewakili pemangku pura mengatakan sangat berterima kasih dengan bantuan yang diberikan Bank Sinar. 'Bantuan Bank Sinar kepada kami rutin dilakukan dan ini sangat berarti. Kami mendoakan semoga Bank Sinar tetap maju dan terus bertumbuh,' ujarnya.
Usai acara tersebut segenap karyawan dan direksi mengikuti dharma wacana dari Ida Pedanda Made Gunung. Dalam siraman rohani itu pada intinya Ida Pedanda mengingatkan agar umat menjaga alam dengan baik serta meningkatkan ketakwaan kepada Ida Sang Hyang Widhi. 'Sebagai karyawan bank, juga harus tulus dan ikhlas dalam memberikan pelayanan,' pinta Ida Pedanda.
Dirut Bank Sinar Drs. I.B. Kade Perdana, M.M. didampingi sejumlah direktur di antaranya Ketut Suarsa, Ida Ayu Kade Karuni dan IGN Alit Asmara Jaya menjelaskan, kegiatan persembahyangan tersebut secara rutin dan berkesinambungan dilakukan Bank Sinar. 'Persembahyangan ini sebagai upaya meningkatkan dan menguatkan semangat, moral dan integritas seluruh karyawan. Ibarat sebuah pohon jika akarnya dipupuk
dengan baik maka akan terbentuk batang, bunga dan buah yang baik pula,' jelasnya.

Jumat, 23 Januari 2009

UNHI - Seminar Panca Bali Krama

Tegakkan Kesucian, Membangun Keharmonisan Jagat
Unhi Gelar Seminar 'Panca Bali Krama'
Denpasar (Bali Post) - Jumat, 23 Januari 2009 BP

Program Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar menggelar seminar regional memaknai pelaksanaan upacara Panca Bali Krama caka 1930 tahun 2009, di Gedung Widya Sabha Unhi, Kamis (22/1) kemarin. Seminar tersebut menampilkan pembicara Ida Pedanda Putra Tembau dari Geria Aan Klungkung (keynote speaker), Drs. Ida Bagus Sudarsana, MBA., M.M. (Ketua Harian PDHB Bali), Drs. Ida Bagus Gede Agastia (sastrawan) dan Gede Marayana (astronom).
Ketua Program Pascasarjana Unhi Prof. Dr. IB Gunadha mengatakan, seminar ini bertujuan untuk mengkaji dan memahami makna upacara Panca Bali Krama ditinjau dari sumber sastra, padewasan-nya dan hubungan dengan keberagamaan umat Hindu secara kontekstual. Secara khusus, seminar ini bertujuan antara lain untuk memperoleh kejelasan tentang makna upacara Panca Bali Krama yang pelaksanaannya masih dalam rangkaian Galungan (wuncal balung).
Sementara itu upacara Panca Bali Krama tahun ini berlangsung bertepatan dengan Tilem Caitra (kasanga) Saka 1930, tanggal 25 Maret 2009 mendatang. Karya ini digelar setiap 10 tahun sekali, yaitu pada Tilem Caitra ketika tahun saka berakhir dengan 'O' atau rah windhu. Karya agung ini digelar di kaki Gunung Agung -- tepatnya di Bencingah Agung Pura Agung Besakih.
IB Agastia mengatakan, sistem upacara umat Hindu di Bali terutama upacara-upacara besar seperti Panca Bali Krama, Eka Dasa Rudra dan yang lain diselenggarakan pada saat terpilih dan juga tempat yang terpilih. Ketika matahari dan bulan tepat di atas khatulistiwa -- garis yang membelah bumi --itulah waktu yang dipilih untuk melaksanakan Karya Agung Panca Bali Krama maupun Eka Dasa Rudra.
Karya agung ini dimaksudkan untuk mengharmoniskan segala unsur yang membangun jagat raya yang disebut Panca Mahabuta dan Panca Tanmatra. Sehari setelah upacara besar itu umat Hindu memasuki tahun baru saka. Upacara agung seperti Panca Bali Krama maupun Eka Dasa Rudra pada hakikatnya dimaksudkan untuk menegakkan nilai-nilai kesucian, lalu membangun keharmonisan jagat yang disebut jagat hita, bhuta hita, sarwaprani hita. Semua hal itu diharapkan memberikan kerahayuan kepada manusia yang menempati bumi ini. Semoga isi jagat raya (sarwaprani) memberikan prana atau energi kerahayuan pada manusia dan seisi alam.
Dikatakannya, ada landasasn filosofi atau tatwa yang mendasari upacara ini. Landasannya menyangkut konsep Panca Maha Bhuta, Panca Tanmatra, Panca Brahma, Panca Giri dan Panca Indria.
Gede Marayana mengatakan hal senada. Panca Bali Krama merupakan upacara buta yadnya yakni bertujuan untuk mencapai bhuta hita atau jagat hita, sehingga terjadi keharmonisan kehidupan makhluk hidup dan jagat raya ini -- sarwaprani hita.
IB Sudharsana juga mengatakan hal yang sama bahwa Panca Bali Krama adalah korban suci untuk menetralisir dan memelihara keharmonisan kekuatan panca maha buta.
Ida Pedanda Putra Tembau mengatakan, pelaksanaan Panca Bali Krama kali ini memang 'terbentur' tradisi Bali seperti sasih ngelawe, wuncal balung dan pasah. Tetapi, semua itu bisa dinetralisir dengan berpegangan pada lontar Aji Swamandala bahwa pelaksanaan tawur mesti pada tilem kasanga.Gede Marayana mengatakan, pelaksanaan Tawur Panca Bali Krama kali ini mari diyakini -- gugu dan tuwon. 'Tak usah diragukan. Mari laksanakan dengan yasa kerti, manunggaling idep, sabda lan bayu untuk sida labda karya,' katanya. (08/*)
Foto: Upacara Pamendak Agung di Bancingah Pura Penataran Agung Besakih dalam rangkaian upacara Melasti. (foto: widnyana sudibya)

Selasa, 20 Januari 2009

Pileg dan Panca Bali Krama

Dikhawatirkan, Pileg Berbenturan dengan Panca Wali Krama
Denpasar (Bali Post), 15 Januari 2009
Pencoblosan Pemilu Legislatif (Pileg) yang bertepatan dengan puncak karya agung Panca Wali Krama di Besakih membuat Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Bali khawatir. Setidaknya proses pencoblosan di
Kabupaten Klungkung, Karangasem dan Bangli akan mengalami hambatan serius mengingat umat akan melakukan ritual keagamaan.
'Kami telah mencoba melakukan negosiasi ke KPU pusat mempermaklumkan hal ini. Tampaknya sulit mengundur jadwal pencoblosan 9 April mendatang untuk tiga wilayah kabupaten tersebut,' ujar Ketua KPUD Bali Sukawati Lanang Perbawa, Rabu (14/1) kemarin.
Ia juga mengaku sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak di antaranya kalangan DPRD Bali, Gubernur termasuk mengagendakan akan mengundang elite parpol di Bali. Pihaknya mengakui kegiatan ritual di Pura Batur dan Besakih juga akan membuat pemilih di kabupaten lainnya ikut terkoreksi.
Lanang juga mengatakan tak hanya jadwal pencoblosan yang berbenturan, masa kampanye partai juga menghadapi banyak kendala. Pihaknya menginventarisasi setidaknya ada lima belas hari masa kampanye politik di Bali yang berbenturan dengan kegiatan Galungan, Kuningan, Penyepian dan hari-hari keagamaan lainnya.
Pengamat sosial politik Dewa Gede Swastha meminta KPUD Bali melakukan upaya-upaya yang lebih jelas mengurai benturan jadwal ini. Langkah cepat harus ditempuh, termasuk memfasilitasi pertemuan dengan para bendesa pakraman di tiga wilayah tersebut. Di tengah makin suburnya antipati publik terhadap proses politik, benturan jadwal ini bisa menjadi kandala serius dalam menarik pemilih ke TPS, ujarnya. (044)

------------------------------------------------------
Disebutkan dalam berita tersebut bahwa Pileg 9 April 2009 bertepatan dengan puncak karya Tawur Panca Bali Krama. Dalam buku Yasa Kerti Karya Agung Panca Bali Krama disebutkan bahwa puncak Karya Tawur Panca Bali Krama adalah tanggal 25 Maret 2009 sedangkan 9 April 2009 adalah puncak karya Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih dan Ngusabha Kadasa di Pura Ulun Danu Batur.
Tanggal 9 April 2009 bertepatan pula dengan Purnama Kadasa yang sering disebut sebagai odalan jagat karena sebagian besar kahyangan jagat dan pura lainnya di Bali menyelenggarakan upacara. Kekhawatiran KPUD Bali dan Dewa Gede Ngurah Swasta tentang TPS “sepi” tentu tidak hanya di 3 kabupaten (Klungkung, Bangli dan Karangasem) tetapi kemungkinan di semua kabupaten di Bali.
_____________________________________________________

Mulai Senin, 'Eedan Panca Bali Krama' di Besakih
Amlapura (Bali Post), 15 Januari 2009
Eedan (rangkaian) upacara Panca Bali Krama yang puncaknya direncanakan 25 Maret tahun ini sudah dimulai dengan ngakuagem di pura Penataran Agung Besakih, Senin (12/1) lalu. Sementara nuasen (menetapkan hari baik) karya, nunas tirta pengadeg dan pemarisudha di Pura Dalem Puri Besakih direncanakan pada Tilem, Minggu (25/1) mendatang.
Hal itu disampaikan fasilitator pembentukan panitia yang juga Asisten II Sekdakab Karangasem Ir. Komang Gde, M.M. didampingi Bendesa Pakraman Besakih Wayan Gunatra, Rabu (14/1) kemarin di Amlapura.
Setelah puncak karya 10 tahunan itu, kata Gunatra, Ida Batara direncanakan kaaturan nyejer sebulan yakni dari 25 Maret sampai penyineban 24 April 2009.
Komang Gde mengatakan rancangan awal pembentukan panitia digelar dalam muasyawarah di wantilan Sri Kesari Warmadewa di Besakih Rabu (14/1) kemarin. Diharapkan, dalam nyanggra karya besar itu partisipasi atau bakti seluruh umat Hindu diminta lebih dominan. Hal itu sekaligus sebagai momen penting peningkatan kesadaran dan sradha (iman dan takwa). Rangkaian karya tahun ini mesti disampaikan kepada umat seluasnya, sehingga tak ada satu pun umat Hindu di Indonesia tak mengetahui ada karya Panca Bali Krama di pusat Kahyangan Jagat Besakih itu,' papar Komang Gde. (013)

-----------------------------------------------------
Sebagaimana dengan uraian dalam buku Yasa Kerti Karya Agung Panca Bali Krama 2009, upacara Ngaku Agem sebagai rangkaian pertama terkait pelaksanaan Karya Agung Tawur Panca Bali Krama telah dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2008 (bukan 12 Januari 2009) sedangkan upacara Nuwasen dan Nunas Tirtha Pamarisudha, sebagai rangkaian kedua, akan dilaksanakan pada 25 Februari 2009 (bukan 25 Januari 2009).