Kamis, 19 November 2009

Aci Penaung Bayu Pura Batumadeg Besakih

Pura Batumadeg
Pakideh dan satu diantara 4 Pangider Catur Loka Pala di sisi utara Besakih



Pura Agung Besakih masih menyandang konsep terdahulu, yaitu terdiri dari 18 pura pakideh (pendukung) yang merupakan satu kesatuan prosesi ritual dengan titik pusat di Pura Penataran Agung Besakih. Empat di antara 18 pura pakideh ini ditetapkan menyandang status sebagai pura Catur Lokapala yang menggambarkan 4 manifestasi Tuhan di empat penjuru angin. Keempat pura tersebut adalah Pura Batu Madeg menempati arah utara sebagai sthana Dewa Wisnu, Pura Kiduling Kreteg menempati arah selatan sebagai sthana Dewa Brahma, Pura Gelap menempati arah timur sebagai sthana Dewa Icwara dan Pura Ulun Kulkul menempati arah barat sebagai sthana Dewa Mahadewa.
Kawasan pura Agung Besakih berikut pura pakideh ini menempati areal cukup luas dalam radius sekitar 3 kilometer dengan Pura Pasimpangan di sisi hilir dan Pura Pangubengan di sisi hulu.
Pada Purnama Kadasa setiap tahun, di Pura Agung Besakih diselenggarakan upacara Bhatara Turun Kabeh, sering pula disebut sebagai Ngusaba Kadasa. Upacara ini bersamaan dengan pelaksanaan upacara Ngusaba Kadasa di Pura Batur yang keduanya menempati simbol purusa dan pradana dalam konsep Rwa Bhineda.
Seperti dijelaskan dalam Awig-Awig Desa Adat Besakih, upacara Bhatara Turun Kabeh adalah akhir rangkaian panjang dari sekitar 120 upacara besar dan kecil yang berlangsung secara berkala setiap enam bulan dan satu tahun di 18 Pura yang termasuk dalam fungsi pura pakideh di kawasan Pura Agung Besakih. Berbagai aci dan ngusaba di pura pakideh Besakih ditutup dengan Tawur Labuh Gentuh di Bancingah Agung pada Sasih Kasanga. Prosesi Labuh Gentuh ini terus berlanjut dengan persiapan upacara hingga tepat pada Purnama Kadasa dilaksanakan persembahan Bhatara Turun Kabeh. Berbeda dengan upacara Tawur Agung yang mengambil tempat di Bancingah Agung, puncak upacara Bhatara Turun Kabeh hanya dilaksanakan di Pura Penataran Agung Besakih.
Pura Batu Madeg sebagai salah satu dari Pura Catur Lokapala terletak di utara Pura Penataran Agung Besakih. Disebut Pura Batu Madeg karena di pura tersebut terdapat sebuah batu yang tegak. ''Batu madeg'' atau ‘batu ngadeg’ (bahasa Bali) diartikan batu tegak atau batu berdiri. Pada zaman kebudayaan megalitikum, batu berdiri ini disebut pula menhir. Meru Tumpang Sebelas dengan Batu Madeg di dalamnya inilah pelinggih yang utama di Pura Batu Madeg tersebut.
Di Pura Batu Madeg terdapat lima buah pelinggih Meru, berada di sisi timur areal jeroan pura, berjejer dari utara ke selatan. Di sisi utara ada dua Meru Tumpang Sembilan. Yang paling utara merupakan palinggih Ida Manik Angkeran sedangkan di sisi selatannya palinggih Ida Ratu Mas Buncing. Di selatan palinggih Ida Ratu Mas Buncing adalah Meru Tumpang Sebelas yang di dalamnya terdapat ‘batu madeg’. Meru inilah sebagai palinggih yang paling utama sebagai stana pemujaan Batara Sakti Batu Madeg sebagai manifestasi Batara Wisnu.
Di selatannya ada Palinggih Meru Tumpang Sebelas berfungsi sebagai palinggih Ida Batara Bagus Bebotoh. Di sisi paling selatan terdapat Meru Tumpang Sebelas sebagai palinggih Ida Ratu Manik Bungkah.
Di depan Meru Tumpang Solas terdapat palinggih Pesamuan yaitu palinggih yang berbentuk segi empat dengan enam belas tiang berjejer dua baris. Palinggih Pesamuan ini berfungsi sebagai media untuk secara simbolis turun ke dunia menyatunya semua kekuatan Batara Wisnu sebagai pemelihara dan pelindung alam semesta ciptaan Tuhan. Di sebelah kanan palinggih Pesamuan terdapat palinggih Sedahan Ngerurah dengan sebuah Lingga sebagai pralingga pemujaan Dewa Siwa. Di sebelah Meru palinggih Ratu Bagus Bebotoh terdapat palinggih Pepelik stana Batara Gana.Di pintu atau pamedal jeroan pura terdapat palinggih yang disebut Balai Pegat bertiang delapan dengan dua balai yang terpisah.
Selain upacara rutin yang dilaksanakan setiap 6 bulan sekali, di Pura Batumadeg diselenggarakan pula upacara khusus, yaitu Usabha Siram yang untuk tahun 2009 ini dilaksanakan pada Purnama Kalima tanggal 2 November 2009 dan upacara Aci Penaung Bayu yang diselenggarakan pada Tilem Kalima tanggal 17 November 2009.

8 komentar:

  1. Budaya yang ada di Bali sangatlah menarik, Upacara Besakih salah satu diantaranya..

    Thanks for share

    BalasHapus
  2. Oh Bali ku, kebanggaanku .. semoga semakin maju pariwisata Indonesia

    BalasHapus
  3. om suasti astu .. kalau boleh saya tolong di jelaskan tentang PURA BATU MADEG..saya tahu disana ada sebuah BATU yang MADEG...tetapi siapakah beliau sebenarnya yang di wujudkan dalam BATU YANG MADEG tersebut? dan kenapa letak dari pura ini lebih tinggi dari pura pura yang lain di lingkungan pura besakih? mohon di bantu... suksma..

    BalasHapus
  4. Om swastyastu, Niki blog sangat membantu Bali untuk mempromosikan daerahnya ke luar. Mantabs Pak. O ya Tiyang juga menulis blog tentang Bali kalau polih waktu berkunjung silahkan di http://www.baligraphy.com mungkin nanti kita bisa linking blognya :-)

    BalasHapus
  5. Van Rangga,
    Dahat suksma Rangga sudah sempat mampir. Blog 'purabesakih' ini pada awalnya saya posisikan untuk mencatat dan mendokumentasikan kegiatan upacara Panca Balikrama 2009 di Pura Agung Besakih. Cukup lama saya tidak update blog ini karena kegiatan liputan lain. Selain di blog ini, update Besakih saya lakukan pula di facebook.
    Saya sudah mampir di http://www.baligraphy.com, usaha yang baik untuk mendokumentasikan Bali. Mari ber-sama2 terus mencatat peristiwa adat, agama dan budaya di Bali. Suatu saat pasti ada manfaatnya.
    Terima kasih.

    BalasHapus
  6. I Made Gede Wijaya,
    Setahu saya di Pura Batu Madeg memang ada 'batu berdiri' (menhir ?) sebagai media pemujaan kehadapan Ida Hyang Widhi dalam personifikasi sebagai Wisnu.
    Posisi atau tata letak pura di Besakih lebih ditentukan pada arah horisontal, terutama untuk posisi 'Nyatur', yaitu: Pura Batu Made di utara, Pura Gelap di timur, Pura Kiduling Kreteg di Selatan dan Pura Ulun Kulkul di barat.
    Dalam hirarki ruang, tata letak pura kebanyakan ditinjau pada tata letak bangunan palinggih yang ada di dalam pura tersebut dan bukan dengan pura sekitarnya.
    Demikian, semoga berkenan. Terima kasih dan mohon maaf terlambat membalas komen ini.

    BalasHapus
  7. Nice Balinese Culture .. . .^_^

    BalasHapus
  8. Becik pisan blog puniki,,, indik karya agung sasih kadasa 2012 puniki durung wenten gatra i riki pak made widnyana?

    http://julianatamanbali.blogspot.com/
    http://pandejuliana.wordpress.com/

    BalasHapus