OM Suastiastu,
Sebagaimana tuntunan susastra perihal pangempon Pura Agung Besakih, sudah menjadi kewajiban bagi krama Desa Adat Besakih yang terhimpun dalam kelompok pemaksan untuk melaksanakan berbagai kegiatan ritual di seluruh kawasan Pura Agung Besakih. Pada bulan Maret 2009 nanti, saat Tilem Caitra (Tilem Kesanga) ketika tahun Saka berakhir dengan nol ( Rah Windu)tahun Saka 1930, adalah kewajiban bagi umat Hindu untuk melaksanakan upacara 10 tahunan, Karya Agung Panca Bali Krama di Pura Agung Besakih yang menjadi satu rangkaian dengan upacara tahunan Bhatara Turun Kabeh.
Setelah mengadakan paruman antara prajuru Desa Adat Besakih dengan para Jro Mangku Pura Agung Besakih, diputuskan untuk menyelenggarakan paruman dengan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota se Bali selaku pangempon 18 pura pakideh sakuwub Pura Agung Besakih. Paruman tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2007 di Pura Ulun Kulkul, Besakih, dihadiri oleh utusan provinsi, kabupaten dan kota se Bali.
Selain membahas kesiapan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota dalam mendukung pelaksanaan Karya Agung Panca Bali Krama 2009, dalam paruman tersebut dibahas pula upaya untuk mengumpulkan bahan-bahan dari para Sulinggih sebagai tuntunan Yasa Kerti bagi umat se-dharma. Buku kecil ini merupakan himpunan tentang rangkaian upacara dan tuntunan Yasa Kerti bagi umat Hindu dalam menyongsong dan mendukung terlaksananya Karya Agung Panca Bali Krama 2009.
Tentunya setelah terbentuknya Panitia Karya, tambahan informasi diharapkan akan melengkapi buku Yasa Kerti ini sehingga mampu menjadi tuntunan bagi umat se-dharma dalam mendukung pelaksanan Karya Agung Panca Bali Krama dan Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih Tahun 2009
Om Santi, Santi, Santi Om
Klian Desa Adat Besakih,
I Wayan Gunatra
______________________________________________________
SAMBUTAN YAJAMANA KARYA
OM Suastiastu,
Karya Agung Panca Bali Krama dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali, yaitu pada Tilem Caitra (Tilem Kesanga) ketika tahun Saka berakhir dengan nol ( Rah Windu). Upacara Panca Bali Krama untuk tahun Saka 1930 ini akan jatuh pada hari Rabu Paing Kuningan, tanggal 25 Maret 2009.
Karya Agung Panca Bali Krama yang pada intinya adalah pelaksanaan dari Bhuta yajna dan Dewa yajna yang bermakna untuk menyucikan alam semesta menuju tatanan yang harmoni. Untuk itu semestinya seluruh umat Hindu melaksanakan Yasa Kirti, sebagai perwujudan dari pelaksanaan Tapa-Brata-Yoga, pengendalian diri, pemusatan dan penyucian pikiran.
Buku kecil ini memuat tuntunan yasa kirti yang patut dilaksanakan oleh seluruh umat Hindu dalam rangka menyongsong Karya Agung Panca Bali Krama dan Bhatara Turun Kabeh, yang telah merupakan keputusan paruman Sulinggih Propinsi Bali, yang diselenggarakan di Wantilan Kerta Sabha Denpasar pada hari Kamis, tanggal 26 Juni 2008. Melalui tuntunan yasa kirti ini diharapkan seluruh umat Hindu dapat melaksanakan yajna dalam karya agung yang sangat suci ini, sebagai wujud pelaksanaan ajaran agama.
Semoga buku kecil ini dapat dijadikan pegangan, khususnya oleh para Bendesa Adat, Kelian Banjar, Pemuka masyarakat dan umat Hindu pada umumnya, sehingga dapat melaksanakan yasa kirti dengan sebaik-baiknya dalam karya Agung Panca Bali Krama sesuai dengan swadharma kita masing-masing.
OM Santi, Santi, Santi OM
Yajamana Karya,
Ida Pedanda Gede Putra Tembau
(Gerya Gede, Desa Aan, Klungkung)
YASA KERTI
DALAM RANGKA KARYA AGUNG PANCA BALI KRAMA
DAN BHATARA TURUN KABEH DI PURA AGUNG BESAKIH TAHUN 2009
Dalam rangka menyongsong Karya Agung Panca Bali Krama dan Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih sesuai dengan Keputusan Paruman Sulinggih Provinsi Bali Tanggal 26 Juni 2008, dan berdasarkan sumber-sumber sastra indik Panca Bali Krama, setiap sepuluh tahun sekali yaitu pada Tilem Caitra (Tilem Kasanga) Tahun Saka berakhir dengan nol ( Rah Windu ), dilaksanakan Karya Agung Panca Bali Krama. Upacara besar tersebut untuk tahun Saka 1930 jatuh pada hari Buda Paing Kuningan, Tanggal 25 Maret 2009.
Berkenaan dengan hal itu, untuk mendukung kesucian dan suksesnya pelaksanaan Karya Agung tersebut patut dilaksanakan Yasa Kerti oleh seluruh umat Hindu, baik dalam sikap dan prilaku maupun dalam bentuk upacara dan upakaranya sebagai berikut :
I. Yasa Kirti dalam bentuk prilaku.
Untuk menyongsong Karya Agung Panca Bali Krama dan Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih sebagaimana halnya dalam pelaksanaan setiap yadnya lebih-lebih yadnya yang besar, perlu didukung dengan pengendalian diri yang baik, sikap dan prilaku yang iklas, yang dilandasi dengan kesucian pikiran, perkataan dan perbuatan, sesuai dengan lontar Indik Panca Bali Krama :
Kayatnakna, aywa saula-ulah lumaku, ngulah subal, yan tan hana bener anut linging aji. Nirgawe pwaranya kawalik purihnya ika, amrih ayu byakta atemahan hala. Mangkana wenang ika kaparatyaksa de sang anukangi, sang adiksani lan sang adrewe karya, ika katiga wenang atunggalan panglaksana nira among saraja karya.
Aywa kasingsal, apan ring yadnya tan wenang kacacaban, kacampuhan manah weci, ambek branta, sabda parusya.
Ikang manah stithi jati nirmala juga maka sidhaning karya, marganing amanggih sadya rahayu, kasidhaning panuju mangkana kengetakna. Estu phalanya.
Maksudnya :
Waspadalah, jangan sembarangan melangkah asal jalan saja, apabila tidak benar sesuai dengan ucap sastra agama. Pekerjaan sia-sia itu namanya, akan berbaliklah harapan yang diperoleh, berharap kebaikan, tetapi nyatanya menjadi tidak baik (buruk). Demikianlah patut selalu waspada bagi Tapini, Yajamana dan orang yang memiliki yadnya, ketiganya itu patut menyatukan pandangan dan langkah dalam mengendalikan semua pekerjaan (yadnya).
Janganlah saling bertentangan, sebab dalam pelaksanaan yadnya tidak boleh ternodai, dicampuri oleh pikiran kotor, pikiran bimbang, kata-kata kasar. Pikiran yang suci dan tidak ternoda jualah yang mengantarkan keberhasilan suatu yadnya, sebagai jalan menemukan keberhasilan dan keselamatan, berhasil mencapai tujuan, demikianlah selalu diingat, semoga mendapatkan pahalanya.
Dengan landasan sikap dan prilaku seperti tersebut diatas, demi tertib dan lancarnya karya dimaksud, kepada setiap umat yang akan maturan sangat diharapkan :
- Agar dengan tertib, sabar dan tenang menunggu giliran sembahyang terutama pada saat-saat sedang padatnya pemedek.
- Para Pemangku maupun masyarakat yang ingin ngaturang ayah agar terlebih dahulu melapor kepada Panitia serta mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan.
- Untuk menghindari padatnya pemedek pada hari-hari tertentu, dianjurkan kepada umat dari Kabupaten/Kota untuk ngaturang bakti bersama-sama pada saat giliran kabupaten/Kota yang bersangkutan ngaturang penganyar.
- Berpakaian yang pantas (bersih,rapi dan sopan) serta tidak mengenakan perhiasan yang berlebihan.
- Ikut menjaga kebersihan dengan jalan mengumpulkan dan membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
- Ikut menjaga ketertiban dalam perjalanan dengan mematuhi semua aturan yang berlaku termasuk aturan lalu lintas dan parkir sehingga tercipta suasana yang aman, tertib, tenang dan hikmat.
.... buku lengkap Yasa Kerti Karya Tawur Agung Panca Bali Krama, termasuk seluruh rangkaian upacara (dudonan karya) sedang kami persiapkan dalam format .pdf agar bisa anda download.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar