Tanggal 28 Januari 2009 jam 10 pagi diselenggarakan pertemuan antara para Sulinggih Pamuput Karya, khususnya yang akan memimpin puncak upacara Panca Bali Krama, 25 Maret 2009 nanti. Pertemuan dilaksanakan di Perantenan Suci (lazim disebut Suci) Pura Agung Besakih dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Putra Tembau dari Grya Aan, Klungkung selaku Yajamana Karya. Pertemuan ini tidak saja dihadiri oleh para Sulinggih namun didampingi pula oleh Panitia Pusat (provinsi), Panitia Lokal Besakih dan utusan Kabupaten dan Kota se Bali.
Materi pokok dari pembahasan tersebut adalah menyamakan persepsi puja mantra dalam pemujaan saat puncak Karya Agung Panca Bali Krama 25 Maret 2009 nanti. Wujud pemujaan Tawur Agung Panca Bali Krama di lima arah (lima sanggar tawang), yaitu di empat penjuru dan satu di tengah dengan personifikasi Tuhan di lima arah tersebut (Wisnu – Utara, Iswara – Timur, Brahma – Selatan, Mahadewa – Barat dan Siwa – Tengah) tentu menggunakan puja mantra yang berbeda pula sehingga rentang pemujaan tidak akan sama. Karena ada perbedaan rentang waktu pemujaan dan rangkaian upacara yang mesti dilaksanakan secara bersamaan maka diperlukan kesamaan pandangan dalam melaksanakan pemujaan sehingga seluruh rangkaian upacara Tawur Agung panca Bali Krama berjalan dengan baik.
Pada kesempatan paruman Sulinggih pagi tadi sempat pula diungkap kilas balik pelaksanaan Karya Agung anca Bali Krama sebelumnya, (1989 dan 1999) agar pelaksanaan Panca Bali Krama kali ini (2009) berjalan makin baik dari masa-masa sebelumnya. Mengingat pelaksanaan karya semakin dekat, dipesankan oleh Ida Pedanda Putra Tembau (Yajamana Karya) agar panitia (Pusat dan Lokal) semakin memantapkan penanganan tugas masing-masing bidang. Selain bidang upacara dan upakara, sosialisasi tentang Yasa Kerti kepada umat Hindu dalam nyanggra Karya Agung Panca Bali Krama agar ditingkatkan sehingga partisipasi umat dapat dibangkitkan secara optimal.
Materi pokok dari pembahasan tersebut adalah menyamakan persepsi puja mantra dalam pemujaan saat puncak Karya Agung Panca Bali Krama 25 Maret 2009 nanti. Wujud pemujaan Tawur Agung Panca Bali Krama di lima arah (lima sanggar tawang), yaitu di empat penjuru dan satu di tengah dengan personifikasi Tuhan di lima arah tersebut (Wisnu – Utara, Iswara – Timur, Brahma – Selatan, Mahadewa – Barat dan Siwa – Tengah) tentu menggunakan puja mantra yang berbeda pula sehingga rentang pemujaan tidak akan sama. Karena ada perbedaan rentang waktu pemujaan dan rangkaian upacara yang mesti dilaksanakan secara bersamaan maka diperlukan kesamaan pandangan dalam melaksanakan pemujaan sehingga seluruh rangkaian upacara Tawur Agung panca Bali Krama berjalan dengan baik.
Pada kesempatan paruman Sulinggih pagi tadi sempat pula diungkap kilas balik pelaksanaan Karya Agung anca Bali Krama sebelumnya, (1989 dan 1999) agar pelaksanaan Panca Bali Krama kali ini (2009) berjalan makin baik dari masa-masa sebelumnya. Mengingat pelaksanaan karya semakin dekat, dipesankan oleh Ida Pedanda Putra Tembau (Yajamana Karya) agar panitia (Pusat dan Lokal) semakin memantapkan penanganan tugas masing-masing bidang. Selain bidang upacara dan upakara, sosialisasi tentang Yasa Kerti kepada umat Hindu dalam nyanggra Karya Agung Panca Bali Krama agar ditingkatkan sehingga partisipasi umat dapat dibangkitkan secara optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar